Orang yang pernah hidup di perantauan pasti pernah mengalami hal ini, mendapat kiriman surat sebagai pelipur rindu atau kotak bersampul kertas coklat atau koran atau malah tidak disampul sama sekali berisikan penganan, buah, atau makanan khas daerah lainnya.
Maghrib kemarin, waktu bun2 beres rumah, ditemukanlah sebuah kotak susu bertuliskan milo berpadukan warna hijau dan coklat(Halah, kepanjangan ya hehe), tempat penyimpanan surat-surat acu waktu masih di Pondok dulu.
Ada surat dari ayah, sang pria favoritku yang tulisannya paling bagus di rumah hehe..., ternyata ayah sisi tu sungguh romantis haha.. salah satu surat ayah berisikan puisi yang huruf awal per bait diambil dari nama panjang acu ERISIA, ayah...ayah...
Mamak juga rajin ngirim surat, tentunya berisikan harapan-harapan kepada anaknya yang bertampang anak smp ini(ni pendapat mamak loh...suer!!), tapi kebiasaan mamak suka nebeng kertas kalo ngirim surat, jadi satu kertas itu dibagi dua, depannya kak ina atau kak amik, belakangnya mamak..hihi
Naah...kalo kak ina, tulisannya juga bagus, paling bagus di antara anak-anak mamak ayah, pangkatnya sebagai anak tertua emang dah keliatan dari dulu... kata-katanya sungguh bijak laksana, sampai jadwal ujian, nomor nim, dan tak lupa nomor anggotanya waktu jadi Pemuda Golkar pun dicantumin hihi... tapi sempet gak nyangka, kak ina alias bun2 yang serius itu ternyata mahir juga mengocok perut lewat sapuan penanya..yuuuuuuuuuuuk
Surat-surat kak Amik atawa ibuk selalu penuh warna, dan juga penuh gaya dalam penulisan, sekian kirim surat, sekian pula tulisannya berganti, dari gaya tulisan hiroglif, sampai tulisan modern dia punya. Surat ibuk selalu bikin ceria, dunia pun akan selalu ceria bila semua orang dikirimi surat oleh Ibuku yang tercinta ini,
Ada juga surat-surat dari temen2, surat dari rohmah, surat dari te nul, surat dari yuli, topa, temen2 sd kayak wulan, feti, lia, tetanggaku dina..dan juga kartu-kartu lebaran dari arie efriana
Surat Cinta(untuk pertama kali aku mengakuinya di depan khalayak hehe..)
Surat cinta? Hehe..gak ada bekasnya lagi, dulu waktu tsanawiyah, sisi pernah dikirimin seseorang, nerimanya deg-degan, tau sendiri kan kalo di pondok, perkara kayak gitu udah bahaya banget...tapi semakin ketat peraturan dibuat, semakin kreatif santri mencari jalan muslihat, dari kasus surat-surat cinta yang diringkas dalam lipatan kertas hingga buku catatan rahasia berdua yang apik dikemas.
Waktu itu, surat dari si ‘x’ sisi dapat lewat temen sisi. Wah! Deg-degan banget....antara kaget, takut, surprise. Kaget, karena baru kali ini dapet surat tembakan, baru kelas 2 mts boo, masih ingusan eeeuy, Takut, karena takut ketahuan qismul amn, alias keamanan putri, kalo ketauan, matilah awak!! Surprise, gak nyangka, biar item dan kurus gini, ada juga yang naksir hehehe...
Surat itu akhirnya sisi baca di bawah jemuran—kita (anak pondok) menyebutnya koya, gemetaran tangan sisi membuat secarik kertas itu bergetar hebat. Hanya sekilas, karena lagi-lagi takut ketauan, surat itu sisi lipat rapat jadi segi empat, lipat lagi jadi segi empat yang lebih kecil, lalu disimpan di dalam lemari.
Entah kenapa, surat itu tak langsung sisi buang, jadi begini teman-teman, surat itu sisi balik, lalu sisi gambar sebuah masjid, lengkap dengan pohon, rumput dan awannya(tipikal gambar anak sd), trus sisi gunting menjadi beberapa potongan kecil. Kenapa digambar, biar kalo sisi mau baca lagi tu surat, potongan gambar itu sisi tempel ulang dan bisa dibaca lagi hahahaha...
Walhasil, waktu kakak sisi datang menjenguk, potongan gambar itu sisi berikan kepada mereka, dan ketika sisi pulang ke rumah bibi, tempat kakak2 sisi menginap, surat itu sudah tertempel rapih dengan solasi, dan terpajang rapi di lemari kaca. Dasar kakak kurang kerjaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan. HUH!!
Sekarang surat itu tidak diketahui lagi keberadaannya. Sisi pun tak perduli lagi...
0 Comments:
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda